Sanggupkah Negara Termiskin Eropa Hadpai Covid-19?

Sanggupkah Negara Termiskin Eropa Hadpai Covid-19?

Cara Warga Termiskin Eropa Hadpai Covid-19 – Covid-19 merupakan virus menular yang menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Ukraina akan dilanda banyak masalah karena COVID-19. Para analis memprediksi akan ada resesi, dan bahkan skenario terbaiknya memperkirakan akan ada kontraksi ekonomi 5 hingga 10 persen, inflasi, dan setengah juta pengangguran.

Virus corona COVID-19 akan menghantam Ukraina, negara termiskin di Eropa, dan datangnya pandemi itu dapat mengganggu ekonomi dan pemerintah.

Sebagian besar analis memprediksi akan ada resesi, dan bahkan skenario terbaiknya memperkirakan akan ada kontraksi ekonomi 5 hingga 10 persen, inflasi, dan setengah juta pengangguran.

Pada 4 Maret, Presiden Volodymyr Zelenskyy merombak kabinetnya. Pasar jelas tidak senang dengan ini. Setelah perombakan, hryvnia Ukraina anjlok. Negara ini membutuhkan hampir 10 miliar dolar dari Dana Moneter Internasional (IMF), tetapi tidak jelas apakah parlemen Ukraina akan memenuhi tuntutan IMF.

Ukraina menuju bencana besar, menurut analisis Melinda Haring dan Doug Klain dalam tulisan mereka yang dimuat di The National Interest.Di Ukraina selatan, yang memiliki empat juta penduduk, rumah sakit hanya memiliki 130 ventilator. Empat puluh ventilator saat ini digunakan di ICU, yang berarti hanya tujuh puluh ventilator yang tersedia ketika COVID-19 datang ke daerah itu.

Rumah sakit sama sekali tidak siap,” Andrey Stavnitser, salah satu pemilik perusahaan yang mengopeSsikan pelabuhan swasta terbesar di Ukraina, mengatakan pada The National Interest.

Sejauh ini, ada 480 kasus yang dikonfirmasi dan sebelas kematian, tetapi tes masih jarang dilakukan, sehingga tingkat masalahnya belum diketahui.

Gambaran yang lebih besar sama suramnya, menurut Haring dan Klain. Ukraina memiliki 6 ribu ventilator untuk populasi 44 juta. Sementara itu, Jerman, yang penduduknya berjumlah 82 juta, memiliki 25 ribu ventilator dan baru saja memesan 10 ribu ventilator tambahan.

Sistem perawatan kesehatan Ukraina, bisa dibilang, reyot. Sistem itu juga diliputi dengan suap dan praktik-praktik yang tidak profesional lainnya.

Stavnitser mengatakan, ketika test kit COVID-19 tiba di Odesa, kota terpadat ketiga di negara itu, pemerintah daerah memperebutkannya. Tidak ada koordinasi, dan peraturan berubah dengan cepat, kata Stavnitser.

Para ahli memperkirakan alat dan obat yang dibutuhkan untuk menangani COVID-19 akan tiba dalam tiga minggu, tetapi lemari persediaan di rumah sakit sudah kosong. Mereka telah kekurangan sarung tangan, masker, ventilator, dan oksigen. Ditambah lagi, populasi negara itu sebagian besar orang tua, yang lebih rentan terhadap infeksi virus.

Menteri Kesehatan Ukraina Illya Yemets memperingatkan, “semua pensiunan akan mati”. Ia kemudian dipecat oleh parlemen Ukraina pada 30 Maret. Sebaliknya, Dr. Ulana Suprun, mantan menteri kesehatan dan dokter dengan pengalaman praktik di AS, telah berusaha untuk menenangkan warga.

“Tingkat kematian lansia tidak mungkin 100 persen. Menteri (Illya Yemets) sangat keliru,” kata Suprun kepada Ukrainska Pravda.

Mengesampingkan perselisihan para dokter, Haring dan Klain menilai, pandemi ini akan menghantam ekonomi Ukraina. Pemerintah telah menutup bandara dan transportasi umum, dan menghimbau orang-orang untuk bekerja dari rumah.

Jelas, ada batas nyata yang menunjukkan berapa lama tindakan pencegahan ini bisa bertahan. Survei online baru-baru ini menemukan, hanya 27 persen warga Ukraina yang memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan hidup selama lebih dari sebulan jika pemerintah memberlakukan lockdown.

Ini adalah masalah nyata bagi Ukraina. Menurut Gennadiy Chizhikov, presiden Kamar Dagang dan Industri Ukraina, antara 500 ribu hingga 700 ribu Ukraina telah di-PHK karena adanya pandemi. Menurut perkiraannya, jumlah ini bisa meningkat 5 kali lipat selama beberapa minggu ke depan.Stavnitser juga khawatir tentang munculnya penipuan seiring pemerintah dan bisnis berusaha untuk membeli persediaan yang sangat mereka butuhkan. Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, telah memesan alat tes COVID-19 dari China. Ketika alat tes itu tiba, ternyata alat itu hanya bisa digunakan untuk mengetes flu biasa.

Baca Juga: Kemiskinan Negara Indonesia Dengan Status Negara Maju

Terlepas dari masalah yang sangat nyata ini, gambarannya tidak sepenuhnya suram. Perusahaan-perusahaan telah menunjukkan kemauannya untuk membantu, kata Andy Hunder, presiden Kamar Dagang Amerika di Ukraina.

Mungkin juga ada solusi dari dalam negeri. Negara itu dulu membuat ventilator, tetapi perusahaannya bangkrut. Aivaras Abromavicius, kepala perusahaan pertahanan milik negara Ukroboronprom, mengatakan mereka menemukan spesifikasi yang tidak lengkap untuk ventilator dan memberikannya kepada perusahaan swasta.

Perusahaan lainnya, Navator, sedang memproduksi masker dan berjanji akan menghasilkan 100 ribu masker minggu depan, ungkap Abromavicius.

Selain itu, Ukraina memiliki banyak sumber daya kompeten, serta pengetahuan teknik dan ilmiah yang berlimpah. Jika pemerintah tidak dapat memasok ventilator dan APD, orang-orang Ukraina akan mulai membuatnya sendiri.

Untuk saat ini, seiring Ukraina mulai bersiap untuk skenario terburuk, Suprun, dokter dan mantan menteri kesehatan, mengingatkan warganya untuk melakukan pembatasan sosial, cuci tangan, dan jangan panik.

“Kami masih di tahap awal epidemi di Ukraina,” pungkas Suprun.…

Kemiskinan Negara Indonesia Dengan Status Negara Maju

Kemiskinan-Negara-Indonesia-Dengan-Status-Negara-Maju

daftarnegaramiskin – Pada 10 Februari 2020, Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerbitkan Federal Register Vol. 82, No. 27 yang di dalamnya memuat pengumuman dari United States Trade Representatives (USTR). Di dalam pengumuman itu, AS memperketat kriteria negara berkembang yang berhak mendapatkan fasilitas de minimis atau batas dari pengenaan bea masuk antisubsidi (BMAS) atau countervailing duties (CVD) sebesar 2 persen. USTR) merevisi metodologi perhitungan negara berkembang untuk investigasi atas bea masuk, yaitu sebuah bea yang dikenakan pada impor.

Berdasarkan kriteria baru itu, USTR mengeluarkan 15 negara berkembang—di antaranya Indonesia, Argentina, Brasil, Thailand, dan India—dari fasilitas tersebut.

Hal itu menjadi tema yang hangat dibicarakan. Banyak sekali orang yang bingung dengan status yang di sematkan Amerika kepada Indonesia saat ini. Pasalnya, Presiden Joko Widodo baru mencanangkan Indonesia menjadi negara baru pada tahun 2045 nanti, atau tepat pada satu abad Indonesia merdeka.

Banyak kalangan masyarakat dan tokoh yang bertanya-tanya dengan status yang dimiliki Indonesia saat ini. Sudah siap dan pantas kah Indonesia menjadi negara maju? Banyak orang yang masih meragukan bahwa Indonesia ini masih belum siap untuk menjadi negara maju, hal ini juga di dukung dengan beberapa faktor atau syarat untuk menjadi negara maju yang masih dianggap kurang dan belum terpenuhi oleh Indonesia.

Status negara maju “versi Amerika Serikat” ini adalah hal yang cukup baik dan bagus untuk Indonesia, tetapi apakah Indonesia sudah memenuhi standar untuk menjadi negara maju? apakah tidak paradoks dengan kondisi saat ini? Oleh karena itu baik nya kita bahas tuntas tentang ini.

Disini kita akan membahas mulai dari definisi Negara Maju. Pengertian negara maju menurut kamus Cambride adalah suatu negara dengan aktivitas industri yang tinggi. Jadi maju identik dengan suatu negara yang memiliki tingkat perekonomian yang stabil.

Bank Dunia juga sudah memberikan syarat untuk Indonesia jika ingin menjadi negara maju salah satu nya Indonesia harus menjaga pertumbuhan ekonomi nya minimal 9 persen pertahun dan ini berlaku selama 16 tahun.

Bank Dunia juga mengatakan Indonesia akan mengalami sedikit kesulitan untuk menjadi negara maju, karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini masih belum stabil dan juga masih di angka 5-6 persenpertahunnya. Ini angka yang masih cukup jauh untuk menjadi negara maju sesuai dengan syarat yang diberikan oleh Bank Dunia kepada Indonesia.

Tidak hanya itu, untuk menjadi negara maju ini pasti memiliki syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh negara berkembang seperti Indonesia, contohnya saja dalam hal perekonomian dan PDB perkapita. Apakah PDB perkapita di Indonesia sudah sesuai dengan yang di tetapkan oleh World Bank yaitu USD 3.956 – 12.375 pertahun untuk kalangan Menengah – Atas.

Sedangkan PDB perkapita di Indonesia hanya ada di angka USD 3.952 pertahun ini berarti PDB perkapita di Indonesia hanya berada di kelangan Menengah – Rendah. Karena Indonesia juga tingkat kemiskinan masih cukup tinggi sehingga hal ini pati mempengaruhi PDB perkapita.

Baca Juga : 5 Negara Termiskin Di Benua Afrika

Kemiskinan secara umum adalah keadaan saat ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan juga di kelompokan menjadi dua kategori yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

Yang di maksud dengan kemiskinan absolut adalah situasi dimana penduduk hanya bisa mempertahankan kehidupan mereka contohnya dalam hal makanan, pakaian dan tempat untuk berlindung. Jadi dapat di simpulkan yang di maksud dengan kemiskinan absolut ini adalah penduduk yang notabene nya hanya hidup pas-pasan. Dan yang di maksud dengan kemiskinan relative adalah kondisi dimana di suatu wilayah membandingkan pendapatan mereka dengan wilayah lain yang kondisi pendapatannya lebih besar.

Di Indonesia ada banyak penyebab kemiskinan diantaranya kurangnya pendidikan, sedikitnya lapangan pekerjaan, malas nya orang-orang untuk bekerja dan keterbatasan modal. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja tapi terjadi di negara lain juga.

Persentase tingkat kemiskinan di Indonesia ini bisa dikatakan masih cukup tinggi. Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa penduduk miskin pada maret 2019 ini sebesar 9,41 persen ini sudah mengalami penurunan sebesar 0,25 persen daripada bulan September 2018 lalu.

Jumlah penduduk miskin pada maret 2019 sebesar 25,14 juta orang ini sudah menurun sebesar 0,53 juta orang dari September 2018. Penurunan yang masih sangat sedikit tetapi setidak nya Indonesia masih bisa merunkan tingkat kemiskinan penduduknya dan semoga penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia ini masih tetap bisa berkurang setiap tahunnya, karena saat ini Indonesia sudah menjadi negara maju itu artinya Indonesia harus bisa menurunkan angka kemiskinan di Indonesia ini sampai menjadi 0 persen. Kita doakan saja.

Ada juga tanggapan dari Wakil Presiden Indonesia yaitu KH. Ma’ruf Amin tentang Indonesia sebagai negara maju. Melansir dari detik news, Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin menyampaikan sebuah ironi bahwa Indonesia sudah menjadi negara maju tetapi angka kemiskinan dan kekerdilan pada anak masih tinggi.

“Namanya negara maju kok kemiskinan masih tinggi, namanya maju kok stunting masih tinggi,” kata Ma’ruf Amin.

Wakil Presiden yaitu KH. Ma’ruf Amin juga mengatakan yang di maksud dengan negara maju itu harus melihat dari tingkat kemiskinan yang sudah cenderung rendah, ini menandakan bahwa rakyat nya itu sudah merasakan hidup dengan sejahtera baik dalam sector ekonomi dan lainnya.

Ini berbalik dengan keadan di Indonesia saat ini dimana tingkat kemiskinan di Indonesia saat ini masih cukup tinggi ini menandakan bahwa sebagian rakyat nya masih belum bisa merasakan hidup yang sejahtera. Karena saai ini indonesia sudah menjadi negara maju, KH.Ma’ruf Amin juga mengatakan saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia.…

5 Negara Termiskin Di Benua Afrika

5-Negara-Termiskin-Di-Benua-Afrika

daftarnegaramiskin –  Banyak dari berbagai negara kini telah berdiri berbagai penjuru dunia dengan kondisi geografis dan demografis yang beragam. Banyak di antaranya yang mampu memanfaatkan kondisi tersebut dengan baik, sebaliknya, banyak pula yang justru dirugikan karena kondisi tersebut.

Amerika Serikat, China, Jepang, dan Inggris sering menjadi sorotan karena unggul dalam hal perekonomian dari negara-negara lain. Di sisi lain, banyak pula negara kecil di dunia yang mengalami nasib yang sebaliknya.

Dalam menilai kemampuan serta kekayaan sebuah negara, angka Produk Domestik Bruot (PDB) per kapita masyarakatnya sering dijadikan sebagai patokan utama.

Data dari International Monetary Fund World Economic Outlook menunjukkan bahwa saat ini sebagian besar negara dengan PDB per kapita terendah datang dari benua Afrika yang sebenarnya kaya akan mineral alam.

Banyak yang membuat negara-negara tersebut menerima status sebagai negara termiskin di dunia. Mulai dari konflik bekepanjangan, masalah iklim, wabah penyakit, hingga pemerintah yang korup.

Berikut ini daftar 5 negara termiskin di dunia jika dilihat dari kemampuan PDB per kapita berdasarkan data dari International Monetary Fund World Economic Outlook.

1. Niger (PDB per kapita $427)

Dengan sekitar 80% wilayahnya terkurung oleh Gurun Sahara, Niger berada di bawah ancaman penggurunan dan perubahan iklim yang ekstrem.

Pertumbuhan penduduk yang sulit dikontrol juga membuat keadaan ekonomi penduduknya jadi semakin sulit. Kerawanan pangan yang sangat tinggi membuat banyak penduduk menderita kelaparan

Niger juga ada di tengah konflik militer dengan kelompok jihadis yang merupakan afiliasi dari ISIS dan Boko Haram. Konflik berkepanjangan ini membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya.

Sekarang kondisi ekonomi Niger semakin buruk di tengah pandemi meskipun negara ini mencatat jumlah kasus yang cukup rendah.

Kondisi ini mendorong pemerintah untuk meninjua kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 6,9% menjadi hanya 1%.

2. Malawi (PDB per kapita $386)

Malawai saat ini berstatus sebagai salah satu negara terkecil di benu Afrika. Dalam beberapa tahun terakhir ini Malawi telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melaksanakan reformasi struktural yang cukup penting.

PDB terus bertumbuh secara perlahan, didukung oleh pemerintahan yang stabil dan demokratis serta dukungan keuangan yang cukup besar dari IMF dan Bank Dunia.

Meskipun demikian, kemiskinan masih meluas, ekonomi negara yang bergantung pada pertanian tadah hujuan sering terganggu karena masalah cuaca. Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin parah.

Baca Juga : 7 Negara Yang Dulu Kaya Menjadi Miskin

3. Eritrea (PDB per kapita $350)

Negara kecil di kawasan Afrika Timur dengan hanya 3,5 juta penduduk ini adalah salah satu negara yang paling tidak berkembang di dunia. Sebanyak 65% penduduknya dtinggal di daerah pedesaan dan 80% dari mereka mengandalkan pertanian subsisten sebagai mata pencaharian utama.

Dalam 2020 Index of Economic Freedom of the Heritage Foundation, Eitrea menduduki peringkat ke-47 dari 47 negara yang ada di kawasan Sub-Sahara Afrika.

Rezim yang telah bertahan sejak tahun 1993 telah membentuk masyarakat yang sangat termiliterisasai di mana pengeluaran pertahanan menguras sumber daya untuk infrastruktur publik yang sangat dibutuhkan.

Penggerak utama perekonomian negara seperti pertambangan dan pertanian sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan bahaya iklim. Kondisi kemakmuran ekonomi sangat sulit terlihat di negara ini.

4. Burundi (PDB per kapita $313)

Negara kecil yang satu ini masih harus berjuang menghadapi konflik etnis Hutu dan Tutsi. Sekitar 90% dari hampir 12 juta warganya bergantung pada pertanian subsisten.

Sayangnya, kelangkaan pangan masih merupakan masalah utama. Tingkat kerawanan pangan di Burundi hampir dua kali lebih tinggi dari rata-rata negara di wilayah Sub-Shara Afrika.

Bank Dunia mencatat akses ke air dan sanitasi masih sangat rendah, dan jumlah penduduk yang memiliki akses listirk kurang dari 5%.

Kurangnya infrastruktur, korupsi yang merajalela, dan masalah keamanan merupakan faktor utama penyebab munculnya kondisi kemiskinan ekstrem di negara ini.

5. Sudan Selatan (PDB per kapita $243)

Resmi berdiri sebagai sebuah negara pada 9 Juli 2011, Sudan Selatan kini merupakan negara termuda di dunia. Negara ini memutuskan untuk berdiri sendiri setelah kesepakatan yang mengakhiri konflik 6 tahun dengan Sudan ditandatangani.

Sayangnya konflik baru meletus pada tahun 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya, Riek Machar, melakukan kudeta.

Tuduhan serius ini mendorong terjadinya serangkaian konflik di negara dengan 11,2 juta penduduk yang berasal dari sekitar 60 etnis berbeda.

Akibatnya, diperkirakan sebanyak 400.000 orang tewas dan hampir 4 juta orang kehilangan tempat tinggalnya, bahkan sampai harus mengungsi ke negara tetangga.

Sudan Selatan bisa saja menjadi negara yang kaya berkat ekspor minyak yang menjadi tulang punggung ekonominya. Sayang, jatuhnya harga komoditas dan kenaikan anggaran pertahanan negara membuat Sudah Selatan jatuh ke dalam kemiskinan.

Di luar sektor minyak, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tradisional yang seringkali mengalami kekerasan sehingga menghalangi mereka dalam menanam dan memanen hasil pertanian. Kondisi ini semakin mendukung Sudan Selatan menjadi negara termiskin di dunia.…

5 Negara Termiskin di Eropa

5-Negara-Termiskin-di-Eropa

daftarnegaramiskin – Benua Biru Eropa terkenal sebagai benua dengan banyak negara kaya dan maju. Rata-rata negara di Eropa memang terkenal makmur dan memiliki pendapatan per kapita yang sangat tinggi. Lihat saja Inggris, Jerman, Prancis, Swiss, Norwegia, Finlandia, Swedia, Italia, Belanda, dan banyak negara Eropa lainnya. Negara-negara tersebut dijuluki sebagai negara makmur dan warganya memiliki harapan hidup tertinggi di dunia.

Namun, tidak semua negara Eropa merupakan negara makmur. Faktanya, ada beberapa negara yang dianggap miskin di Eropa. Tapi jangan kamu samakan “miskin” negara Eropa dengan “miskin” negara Afrika, ya! Tingkat kemiskinan negara Eropa tersebut tetap tidak seburuk negara-negara di Afrika.

Inilah lima negara yang dianggap termiskin dan sedang berkembang di Benua Eropa. Mana saja? Yuk, disimak!

1. Bosia dan Herzegovina

bosia

Bosnia dan Herzegovina adalah negara yang terletak di selatan Eropa. Ada tiga etnik utama yang dulu mendirikan negara ini, yakni Bosnia, Kroasia, dan Serbia. Ibukota Bosnia dan Herzegovina adalah Sarajevo–yang juga merupakan kota terbesar di negeri tersebut.

World Bank dalam lamannya mencatat bahwa negara berpopulasi 3,9 juta jiwa ini termasuk negara yang berpenghasilan menengah ke bawah. Pendapatan Nasional Bruto per kapita hanya mencapai 1.270 US dolar atau sekitar Rp19 juta per kapita.

Sekitar 56 persen dari total pendapatan negara dihasilkan dari sektor jasa, sisanya didapatkan dari sektor pertanian dan industri. Dengan angka tersebut, pendapatan per kapita warga Bosnia memang terbilang rendah jika dibandingkan rata-rata per kapita Eropa pada umumnya.

2. Kosovo

kososvo

Kosovo juga merupakan negara yang belum dikategorikan makmur di tanah Eropa. Negara yang terletak di tenggara Eropa ini mendeklarasikan kemerdekaannya pada 17 Februari 2008, di mana deklarasi sepihak ini sempat ditentang habis-habisan oleh Serbia.

Negara berpenduduk 1,8 juta tersebut hingga saat ini tidak memiliki sebuah pondasi perekonomian yang kuat. Pasalnya, hingga kini, Kosovo menjadi wilayah pertentangan antara pemerintah Serbia dengan warga Albania.

Dulunya, pada saat masih ada negara Yugoslavia, Kosovo merupakan salah satu provinsi dari negara Serbia. Namun, sejak perang saudara meletus di Kosovo, wilayah tersebut menjadi wilayah protektorat PBB, hingga akhirnya Kosovo melepaskan diri menjadi sebuah negara baru yang terpisah dengan Serbia.

Dicatat dalam laman Euractiv, Kosovo masih menjadi negara miskin hingga kini. Meskipun pendapatan per kapita seikit lebih tinggi dibandingan dengan Bosnia, tentu tingkat pendapatan Kosovo masih jauh di bawah rata-rata pendapatan Eropa.

Baca Juga : Thailand Gempar Aksi Teroris Di Mall

3. Ukraina

ukrania

Seperti ditulis dalam Atlantic Council, Ukraina saat ini menjadi salah satu negara termiskin di Eropa. Pendapatan per kapitanya hanya mencapai 2.000 US dolar, tentunya angka ini masih jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita Eropa yang mencapai 40.000 hingga 80.000 US dolar.

Negara berpopulasi sekitar 44 juta jiwa tersebut hanya bergantung pada sektor makanan dan pertanian. Bahkan, Ukraina menjadi salah saru negara importir terbesar dari Rusia sebanyak 30 persen.

Di zaman kuno sebetulnya negeri ini terbilang cukup makmur. Namun, dengan adanya peperangan dan campur tangan asing, membuat perekonomian Ukraina semakin terpuruk.

4. Albania

albania

Albania merupakan negara yang berbentuk republik dan terletak di Eropa bagian tenggara. Negara yang memiliki ibukota di Tirana ini menjadi salah satu negara termiskin di Eropa, seperti dicatat dalam The Borgen Project.

Negara berpopulasi 3 juta jiwa ini tidak memiliki pertumbuhan ekonomi sebaik negara lain, akibat pergantian atau transisi sistem negara yang tadinya komunis menjadi republik demokratis.

Menurut data yang didapatkan dari bank dunia, tingkat kemiskinan warga Albania jauh lebih banyak dialami oleh warga desa. Sedangkan di kota, sekitar 15 hingga 50 persen warganya juga terbilang miskin dan berpenghasilan rendah.

5. Moldova

moldova

BBC mencatat bahwa Moldova merupakan negara miskin di Eropa yang sebagian besar rakyatnya hanya bergantung pada pertanian. Moldova sendiri merupakan negara yang muncul setelah runtuhnya Uni Soviet.

Negeri berpenduduk 2,7 jiwa tersebut hanya memiliki pendapatan per kapita pada kisaran 1.000 hingga 2.800 US dolar. Pada umumnya, persoalan mendasar tetap sama, yakni transisi atau peralihan dari sistem negara Uni Soviet menjadi negara mandiri yang berbasis republik demokratis–membuat perekonomian mereka berjalan sangat lambat.

Dua per tiga orang Moldova adalah warga keturunan Rumania. Mereka memang memiliki sejarah panjang dengan Rumania, Ukraina, dan Rusia.

Itulah lima negara yang dianggap masih miskin dan belum memiliki penghasilan per kapita yang cukup. Ternyata, tidak semua negara Eropa itu kaya dan maju, ya!…

7 Negara Yang Dulu Kaya Menjadi Miskin

7-Negara-Yang-Dulu-Kaya-Menjadi-Miskin-1.jpg

daftarnegaramiskin – Keadaan ekonomi di beberapa negara bisa berubah dalam sekejap atau bahkan setelah berabad-abad lamanya. Konflik, penjajahan, kesalahan kepemimpinan, dan berbagai alasan lainnya dapat menjadi penyebabnya. Sayangnya, akibat hal-hal tak terduga ini, banyak negara-negara yang sudah beranjak maju, tapi masih tetap tertinggal dari negara-negara makmur lainnya.

Ini dia 7 negara yang tak disangka dulunya merupakan negara-negara makmur dan memilki ekonomi stabil. Tidak beruntung, 8 negara ini sekarang harus memiliki PDB (Produk Domestik Bruto) rendah dan menghadapi beberapa masalah kemiskinan. Negara apa saja? Simak daftarnya berikut.

1. Zimbabwe

Zimbabwe pernah menjadi negara yang makmur di Afrika. Negara dengan Ibu Kota Harare ini berubah dari keranjang roti yang sedang booming ke negara dengan masalah ekonomi buruk dengan bencana keuangan dan hiperinflasi yang ekstrem.

Selama tahun 1980, ekonomi Zimbabwe dalam kondisi yang kuat berkat sumber daya alam melimpah dan sektor pertanian yang kuat. Akan tetapi, kehancuran ekonomi mulai terjadi ketika pada tahun 1990-an, keuangan negara mulai memburuk. Saat ini, PDB per kapita Zimbabwe hanya mencapai angka USD 1008 atau sekitar Rp 14,2 juta.

2. Irak

Selama tahun 1960 sampai 1970-an, Irak dengan cepat menjadi negara maju. Cadangan minyak dan gas melimpah membuat Irak semakin berjaya. Akan tetapi, keadaan buruk menyerang saat Irak berada dalam kepemimpinan SAddam Hussein pada tahun 1979. Korupsi internal dan jatuhnya harga minyak memperparah situasi ini.

PDB per kapita Irak sempat sangat parah hingga mencapai USD 938 (Rp 13,2 juta). Namun, keadaan tersebut mulai berangsur membaik dengan PDB sebesar USD 5000 (Rp70,6). Meskipun demikian, Irak masih tergolong memiliki PDB yang cukup rendah.

3. India

PDP per kapita India mencapai sekitar USD 7000 atau sekitar Rp 98 juta. Dengan pendapatan sejumlah tersebut, India masih digolongkan sebagai negara yang berpendapatan rendah. Meski beberapa kemajuan sudah dibuat untuk menghindari kemiskinan ekstrem di negara ini, masih banyak masyarakat India yang hidup kesusahan.

Dulunya, India merupakan negara yang kaya. Kekaisaran Mughal yang didirikan pada tahun 1562 di hampir seluruh bagian benua India mencapai puncaknya pada abad ke-17. Tentu saja hal tersebut menghasilkan pundi-pundi uang di negara tersebut. Sayang, persaingan industri dengan negara-negara Eropa dan Tiongkok menghancurkan India. Bangsa mereka terjajah dan kehilangan banyak kekuatan dan kekayaannya.

Baca Juga : Thailand Gempar Aksi Teroris Di Mall

4. Turki

Turki memang jauh dari kata miskin tapi mereka juga tidak bisa dikatakan negara kaya. Negara ini memiliki PDB per kapita sekitar USD 11000 atau sekitar RP 115 juta. Jumlah tersebut memang kurang lebih menjadi rata-rata global. Akan tetapi, masih tergolong sangat rendah dari mayoritas negara-negara di Eropa.

Banyaknya perpecahan internal pada awal abad ke-20 menyebabkan kekaisaran tercerai berai. Padahal, Turki sempat mencapai kejayaannya di abad ke-16. Pemihakan pada Jerman dalam Perang Dunia I membuat sebagian wilayahnya disita. Kekaisaran Ottoman dilahirkan kembali pada tahun 1922 sebagai Republik Turki yang jauh lebih kecil.

5. Latvia

Dikuasai oleh kekuatan asing selama berabad-abad, Latvia berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1918. Negara ini kemudian mengadopsi konstitusi liberal pada tahun 1922. Sepanjang tahun 1920-an dan 1930-an, negara ini bahkan lebih kaya daripada negara-negara tetangga, seperti Finlandian dan Denmark. Sungguh sangat makmur.

Sayangnya, kemakmuran tersebut tak berlangsung lama. Selama Perang Dunia II, Latvia diporak-porandakan oleh Nazi dan Soviet, membuat negara ini harus berada di bawah kendali Soviet hingga 1990 dan membuat ekonomi mereka merosot. Berhasil merdeka kembali, PDB Latvia hanya mencapai sekitar USD 14000 (Rp 197,9 juta). Latvia masih jauh dari negara-negara Skandinavia yang lain.

6. Venezuela

Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela berubah dari salah satu negara dengan ekonomi tersehat di Amerika Latin menjadi negara yang paling sakit. PDB per kapita dari Venezuela secara mengejutkan turun sekitar 40 persen dari PDB per kapita di tahun 2013.

Kelaparan kini tersebar luas di negara yang pernah sangat makmur ini. Kejahatan juga meluas dan di luar kendali. Di samping itu, ketegangan sosial juga sedang sangat tinggi di negara ini.

7. Kuba

Kekuasaan komunis dan sanksi Amerika Serikat telah memiskinkan Kuba. Negara Karibia ini hanya memiliki PDB per kapita sebesar USD 7815 atau sekitar Rp 110,4 juta. Pemerintah setempat sangat kesulitan untuk menyediakan perumahan yang layak, transportasi, dan hal-hal penting lainnya.

Jauh sebelumnya, negara ini pernah menjadi salah satu negara dengan PDB per kapita tertinggi di Amerika. Kuba juga sempat menjadi yang kedua tertinggi dalam hal kepemilikan mobil dan telepon. Akan tetapi, semua itu tinggal masa lalu.…