daftarnegaratermiskin.com Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Pengungsi Korea Utara Tersesat Di Neraka Wuhan. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Pengungsi Korea Utara Tersesat Di Neraka Wuhan
Pesawat carteran kedua Korea Selatan yang membawa 333 warganya dari Kota Wuhan di China tiba di Seoul pada hari Sabtu. Menyelesaikan misi evakuasi untuk membawa pulang sekitar 700 warga negara dari pusat Virus Corona yang mematikan.Korean Herald yang dikutip Sabtu (1/2/2020) melaporkan bahwa pesawat Korean Air mendarat di Bandara Internasional Gimpo di bagian barat Seoul sekitar pukul 08.15 pagi, sehari setelah penerbangan evakuasi pertama membawa pulang 368 warga dari pusat wabah Virus Corona Wuhan.
Meskipun mereka menjalani pemeriksaan karantina di bandara di Wuhan, harus tetap menjalani serangkaian screening pada saat kedatangan dan kemudian menuju tempat penampungan karantina darurat di Asan. Lokasinya sekitar 90 kilometer selatan Seoul, tempat mereka akan tinggal setidaknya selama dua pekan.Para warga yang dievakuasi ini, termasuk orang yang ketinggalan penerbangan evakuasi pertama karena tanda-tanda demam. Selanjutnya, mereka dikategorikan tidak memiliki gejala dan diberi persetujuan untuk naik penerbangan kedua.Tujuh dari mereka menunjukkan beberapa gejala terinfeksi Virus Corona baru dan dikirim ke rumah sakit pemerintah untuk pemeriksaan dan perawatan tambahan.Seorang warga Korea Selatan, yang diterbangkan dari Kota Wuhan dengan positif Virus Corona dilaporkan menuju fasilitas karantina di Korea Selatan pada 1 Februari 2020.Pada hari Sabtu, Korea Selatan melaporkan kasus Virus Corona baru yang dikonfirmasi, sehingga jumlah totalnya menjadi 12.
Sejak virus pertama kali muncul di Wuhan pada bulan Desember, jumlah kematian di China saja telah meningkat menjadi 259, menurut laporan AFP mengutip data dari Komisi Kesehatan Nasional China. Dengan jumlah infeksi di mencapai 11.791.Sebelumnya pada hari Kamis, Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan wabah itu sebagai keadaan darurat global. Amerika Serikat kemudian menerapkan melarang semua perjalanan ke negara itu bagi pengunjung yang pernah ke China.Di Asan dan Jincheon, di mana orang-orang tengah dikarantina, warga awalnya menyatakan marah atas keputusan pemerintah untuk menggunakan fasilitas mereka. Namun mereka kemudian mengalah.Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Jumat menyatakan rasa terima kasihnya di Twitter.
Baca Juga : Fakta Amerika Tengah
Penutupan akses transportasi yang luas oleh pihak berwenang di China diberlakukan untuk menahan wabah Virus Corona. Namun, menurut dua sumber yang membantu mengatur perjalanan pembelot warga Korea Utara, hal ini akan mempersulit akses perjalanan bagi para pengungsi.Dalam menangani Virus Corona, pihak berwenang di China telah menerapkan penutupan (dari seorang Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia) yang dikatakan belum pernah terjadi sebelumnya.China dikabarkan telah menutup jaringan transportasi umum, juga adanya pembatasan akses ke jalan raya, hingga pemeriksaan dokumen identitas beserta pemeriksaan suhu yang ketat, yang secara efektif menempatkan puluhan juta orang dikarantina di sekitar Provinsi Hubei, tempat wabah Virus Corona dimulai.
Penutupan itu dikabarkan menghalangi jalan utama yang dilintasi oleh warga Korea Utara, yang membuat puluhan pengungsi terpaksa untuk menghentikan perjalanan mereka, dan membuat mereka berisiko untuk kembali ke negara asal dengan hukuman tertentu, seperti dikutip dari VOA, Kamis, (6/2/2020).Sebagian besar pengungsi Korea Utara melewati perjalanan mereka dengan turun melalui China hingga kemudian ke negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Laos dan Thailand, sebelum berakhir di Korea Selatan.Perjalanan para pengungsi bisa memakan waktu berbulan-bulan (atau lebih lama) dengan ribuan kilometer yang dilintasi. Perjalanan ini juga sering melibatkan pendakian melewati gunung dengan berjalan kaki, hingga perahu kecil yang digunakan untuk mendaki sungai.
Risiko perjalanan ke China dikatakan cukup besar, dengan adanya penggunaan dokumen identitas palsu yang terpaksa digunakan oleh pengungsi Korea Utara, menurut seorang broker yang berbasis di Seoul, yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2004.Ada sekitar 40 warga Korea Utara yang diperkirakan terjebak di berbagai wilayah di China dan tidak dapat bergerak maju karena penutupan, menurut Kim Seung-eun, seorang pastor di Seoul’s Caleb Mission Church, yang juga membantu para pengungsi melarikan diri.Beberapa kelompok hak asasi manusia (Rights Groups) memperkirakan ada puluhan ribu warga Korea Utara yang berada di berbagai tahap transit melalui China atau telah memutuskan untuk menetap di sana secara ilegal.
Pastor Kim memperingatkan, para pengungsi Korea Utara bisa dalam bahaya jika penutupan di China (karena wabah Virus Corona) meluas hingga melibati inspeksi rumah.Pada awal pekan ini, Pastor Kim juga mendengar bahwa Korea Utara berhenti untuk meminta para pengungsi mereka dipulangkan dari China, dengan kekhawatiran kedatangan mereka yang dapat membawa virus, katanya kepada VOA’s Korea Service.Hingga saat ini, belum ada kabar mengenai apa yang akan terjadi pada para pengungsi Korea Utara yang ditemukan oleh pihak berwenang di China selama penutupan.