Indonesia Bukan Termaksut Negara Miskin
Daftarnegaramiskin.com – Kemiskinan dan ketimpangan sosial selalu menjadi diskusi hangat. Juga, jika Anda memasuki tahun politik seperti hari ini. Kemiskinan akan di angkat untuk menjatuhkan presiden dari negara tersebut.
Kedua topik tersebut sering dijadikan senjata untuk menyerang pasangan lawan Calon Presiden dan Wakil Presiden, atau justru menjadi umpan untuk menarik suara dengan menebar janji-janji dalam kampanye.
Dalam forum diskusi A1, yang mengangkat tema ‘Indonesia Bukan Negara Miskin’, ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memberi pandangannya terkait kemiskinan dan ketimpangan sosial di bumi pertiwi ini.
“Mengenai negara miskin atau tidak, itu tidak perlu menjadi perdebatan. Kalau pendapatan per kapita di bawah US$ 995 itu termasuk negara low income. Per kapita Indonesia itu US$ 3.800 – US$ 4.000, kita [Indonesia, merupakan] upper middle country.”
Sebelumnya, Chatib menjelaskan kalau kondisi perekonomian global di tahun 2018 memang berat. Penuh tekanan dan ketidakpastian baik karena perang dagang, peningkatan suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat), yang berdampak pada fluktuasi harga komoditas dunia, dan tentu saja berpotensi “melukai” perekonomian Indonesia.
Bahkan, Chatib mengungkapkan kalau era pemerintahan Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan jajaran lainnya, bekerja jauh lebih keras karena kondisi perekonomian yang jauh lebih berat, ketimbang pada saat dirinya menjadi Menteri Keuangan di tahun 2013. Di tengah kondisi itu, Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di lebih dari 5% dengan defisit yang sangat rendah.
Baca juga : Negara Miskin Togo
“Tahun 2018 itu berat. Tekanannya dua [perang dagang dan kenaikkan suku bunga The Fed]. Pada waktu saya jadi Menkeu tahun 2013 tekanannya hanya satu, AS mau menaikkan suku bunga. Itu single problem. Tapi 2018 kemarin, dikombinasi juga dengan perang dagang.”
“Prestasinya sangat baik [kinerja pemerintah saat ini dalam mempertahankan kondisi ekonomi RI], seandainya instrumen fiskal terlambat, Rupiah kita bisa lebih dari US$ 15.200. Jadi yang dilakukan pemerintah, sampai defisitnya hanya 1,76% itu luar biasa sekali. Saya waktu itu terpaksa harus naikkan BBM untuk jaga budget. Growth kita [tahun 2013] 6,1 jadi 5,8%. Tahun ini bertahan di 5,1-5,2%. Jadi growthnya stabil. Saya appreciate yang dilakukan pemerintah dan BI,” sambungnya.
Bahkan, untuk membuktikan pernyataannya, Chatib menunjukkan kalau kemampuan daya beli masyarakat Indonesia saat ini sangat tinggi. Bahkan, sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini merupakan golongan middle income atau kelas menengah. Ini menunjukkan adanya peningkatan income atau pendapatan, dan tentu saja membuktikan kalau masyarakat Indonesia sudah mulai sejahtera.
“Daya beli kelas menengah itu tinggi. Dulu kita tidaj pernah terbayang orang Indonesia mau dan bisa beli batik harga jutaan. Jadi itu mulai berubah, dari sekedar needs (kebutuhan) menjadi wants (keinginan). Mereka tidak lagi bicara pakaian itu asal pakai, tapi harus menarik.”
“Waktu saya di Perth, Australia, itu banyak orang Indonesia ke sana untuk nonton konser Phill Collins. Zaman kita mana ada nonton konser ke luar negeri, cuma Persija lawan Persib. Gitu ya,” tandasnya.…