Inilah 10 Negara Termiskin Di Asia Dan Penyebabnya

negara termiskin

Inilah 10 Negara Termiskin Di Asia Dan Penyebabnya – Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Asia memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Meski begitu, sejumlah negara termiskin di Asia masih harus berjuang menyejahterakan sebagian warganya agar lepas dari jurang kemiskinan.

Negara-negara di Asia, semisal Jepang, Korea Selatan, China, Singapura, dan Uni Emirat Arab, menjadi perbincangan dunia karena pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Meski begitu, masih banyak negara di Asia yang tingkat pertumbuhan ekonominya jauh di bawah negara-negara maju tersebut.

Bahkan, beberapa negara tetangga Indonesia pun masih masuk dalam kategori negara miskin. Kemiskinan negara tersebut bisa disebabkan banyak hal, baik dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Salah satu indikator kemiskinan sebuah negara dapat dilihat dari tingkat pendapatan per kapitanya.

Lalu, apakah Indonesia sendiri termasuk dalam daftar negara termiskin di Asia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk kita cek indikator kemiskinan dan daftar negara termiskin di Asia di bawah ini!

Indikator Kemiskinan Sebuah Negara

Sebuah negara tentu tidak begitu saja masuk dalam kategori negara miskin.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga sebuah negara masuk dalam kategori negara termiskin di Asia. Nah, berikut adalah sejumlah indikator yang dapat kita lihat untuk melihat miskin atau tidaknya sebuah negara.

1. Keterbatasan Sumber Daya Alam

Sebuah negara dapat dikatakan miskin ketika sejumlah daerahnya kekurangan sumber daya alam. Jika tidak ada sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, tentu jumlah komoditas yang bisa diperdagangkan lebih sedikit.

Jadi, bisa dikatakan bahwa sumber daya alam dapat menjadi modal untuk sebuah negara mendapat pendapatan dari perdagangan internasional. Sumber daya alam itu bisa langsung diekspor atau dikelola terlebih dulu sampai menjadi sebuah produk bernilai tinggi untuk kemudian dijual dengan harga lebih tinggi.

2. Penduduk Miskin Mudah Ditemui di Kota

Salah satu tanda yang terlihat di sebuah negara miskin adalah banyaknya pengemis yang berkeliaran. Para pengemis tersebut terpaksa mengemis karena tidak memiliki keahlian dalam bekerja atau tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai.

Sebenarnya di negara maju seperti Amerika Serikat pun, kita dapat menemui pengemis. Bedanya, di negara-negara miskin, jumlah pengemis menjamur dan sangat mudah ditemui.

3. Kurangnya Lapangan Kerja

Ketika seseorang tidak bekerja, tentu dia tidak akan menghasilkan uang untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Inilah yang membuat seseorang dan keluarganya menjadi miskin. Lalu, kenapa seseorang bisa menganggur?

Salah satu faktornya adalah kurangnya lapangan pekerjaan. Kurangnya lapangan pekerjaan juga bisa disebabkan berbagai faktor, di antaranya minat masyarakat untuk berusaha rendah sehingga tidak bisa membuka lapangan pekerjaan, beberapa industri di negara tersebut tidak berkembang, dan lain-lain.

4. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Salah satu cara memutus garis kemiskinan adalah dengan pendidikan. Ketika seseorang telah berpendidikan tinggi, mereka bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik daripada saudara dan orang tuanya.

Ketika telah memiliki penghasilan yang lebih baik, orang yang tadinya miski bisa mengangkat derajat keluarganya dan keluar dari garis kemiskinan. Maka dari itu, ketika dalam sebuah keluarga secara turun-menurun tidak ada anggota keluarga yang memiliki pendidikan tinggi, maka keluarganya akan sulit keluar dari garis kemiskinan.

5. Industri Kurang Berkembang

Faktor lainnya beberapa negara masuk dalam kategori negara termiski di Asia adalah kurang berkembangnya beberapa sektor industri.

Tidak berkembangnya sejumlah sektor industri di sebuah negara bisa disebabkan beberapa faktor, di antaranya:

  • Tidak adanya kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri
  • Kurangnya tenaga kerja
  • Sumber daya alam tidak mendukung
  • Iklim politik yang tidak kondusif dan lain-lain.

Minimnya industri yang berkembang akan merembet pada minimnya investasi yang datang pada ke sebuah negara.

6. Teknologi Tertinggal

Selain ekonomi, negara miskin juga biasanya tertinggal dari segi teknologi. Hal ini membuat warga negara-negara miskin tertinggal informasi dan pengetahuan terbaru.

7. Komoditi Ekspor Barang Mentah

Kurang majunya industri pengolahan barang mentah, membuat negara-negara miskin terbiasa mengekspor beragam komoditi barang mentah.

Beberapa komoditi yang diekspor tersebut, di antaranya adalah hasil tambang, pertanian, dan hasil hutan.

8. Birokrasi Pemerintah Kurang Baik

Dari segi pemerintahan, biasanya negara-negara miskin memiliki birokrasi dan pelayanan kurang optimal. Pelayanan tersebut dapat berupa penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, perizinan usaha, dan lain-lain.

Baca Juga : Negara Miskin Terancam Kekurangan Vaksin

9. Kurangnya Tenaga Kerja Ahli

Tingginya tingkat pengangguran tidak hanya disebabkan kurangnya lapangan kerja, tetapi juga kurangnya tenaga ahli. Bisa saja jumlah calon tenaga kerja sangat banyak, tetapi ketika orang dengan keahlian yang dibutuhkan industri sangat sedikit, jumlah pengangguran pun akan tetap banyak.

10. Tidak Meratanya Distribusi Listrik

Listrik menjadi energi penting untuk beragam aktivitas, baik itu pendidikan, rumah tangga, atau industri. Jika distribusi tidak merata, maka daerah dengan minim akses listrik akan sulit maju karena minimnya aktivitas yang dapat dilakukan di daerah tersebut.

Sebagai contoh, sebuah minimarket yang dapat melayani masyarakat sekaligus membuka lapangan kerja tidak akan bisa berdiri di sebuah desa yang tidak dialiri listrik karena aktivitas di minimarket tersebut tergantung pada listrik.

Daftar Negara Termiskin di Asia

1. Afganistan

2. Tajikistan

3. Nepal

4. Myanmar

5. Kirgistan

6. Kamboja

7. Yaman

8. Timor Leste

9. Laos

10. Suriah

Nah itu dia 10 negara termiskin di asia dan apa saja penyebabnya, semoga artikel ini membantu…

Sanggupkah Negara Termiskin Eropa Hadpai Covid-19?

Sanggupkah Negara Termiskin Eropa Hadpai Covid-19?

Cara Warga Termiskin Eropa Hadpai Covid-19 – Covid-19 merupakan virus menular yang menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Ukraina akan dilanda banyak masalah karena COVID-19. Para analis memprediksi akan ada resesi, dan bahkan skenario terbaiknya memperkirakan akan ada kontraksi ekonomi 5 hingga 10 persen, inflasi, dan setengah juta pengangguran.

Virus corona COVID-19 akan menghantam Ukraina, negara termiskin di Eropa, dan datangnya pandemi itu dapat mengganggu ekonomi dan pemerintah.

Sebagian besar analis memprediksi akan ada resesi, dan bahkan skenario terbaiknya memperkirakan akan ada kontraksi ekonomi 5 hingga 10 persen, inflasi, dan setengah juta pengangguran.

Pada 4 Maret, Presiden Volodymyr Zelenskyy merombak kabinetnya. Pasar jelas tidak senang dengan ini. Setelah perombakan, hryvnia Ukraina anjlok. Negara ini membutuhkan hampir 10 miliar dolar dari Dana Moneter Internasional (IMF), tetapi tidak jelas apakah parlemen Ukraina akan memenuhi tuntutan IMF.

Ukraina menuju bencana besar, menurut analisis Melinda Haring dan Doug Klain dalam tulisan mereka yang dimuat di The National Interest.Di Ukraina selatan, yang memiliki empat juta penduduk, rumah sakit hanya memiliki 130 ventilator. Empat puluh ventilator saat ini digunakan di ICU, yang berarti hanya tujuh puluh ventilator yang tersedia ketika COVID-19 datang ke daerah itu.

Rumah sakit sama sekali tidak siap,” Andrey Stavnitser, salah satu pemilik perusahaan yang mengopeSsikan pelabuhan swasta terbesar di Ukraina, mengatakan pada The National Interest.

Sejauh ini, ada 480 kasus yang dikonfirmasi dan sebelas kematian, tetapi tes masih jarang dilakukan, sehingga tingkat masalahnya belum diketahui.

Gambaran yang lebih besar sama suramnya, menurut Haring dan Klain. Ukraina memiliki 6 ribu ventilator untuk populasi 44 juta. Sementara itu, Jerman, yang penduduknya berjumlah 82 juta, memiliki 25 ribu ventilator dan baru saja memesan 10 ribu ventilator tambahan.

Sistem perawatan kesehatan Ukraina, bisa dibilang, reyot. Sistem itu juga diliputi dengan suap dan praktik-praktik yang tidak profesional lainnya.

Stavnitser mengatakan, ketika test kit COVID-19 tiba di Odesa, kota terpadat ketiga di negara itu, pemerintah daerah memperebutkannya. Tidak ada koordinasi, dan peraturan berubah dengan cepat, kata Stavnitser.

Para ahli memperkirakan alat dan obat yang dibutuhkan untuk menangani COVID-19 akan tiba dalam tiga minggu, tetapi lemari persediaan di rumah sakit sudah kosong. Mereka telah kekurangan sarung tangan, masker, ventilator, dan oksigen. Ditambah lagi, populasi negara itu sebagian besar orang tua, yang lebih rentan terhadap infeksi virus.

Menteri Kesehatan Ukraina Illya Yemets memperingatkan, “semua pensiunan akan mati”. Ia kemudian dipecat oleh parlemen Ukraina pada 30 Maret. Sebaliknya, Dr. Ulana Suprun, mantan menteri kesehatan dan dokter dengan pengalaman praktik di AS, telah berusaha untuk menenangkan warga.

“Tingkat kematian lansia tidak mungkin 100 persen. Menteri (Illya Yemets) sangat keliru,” kata Suprun kepada Ukrainska Pravda.

Mengesampingkan perselisihan para dokter, Haring dan Klain menilai, pandemi ini akan menghantam ekonomi Ukraina. Pemerintah telah menutup bandara dan transportasi umum, dan menghimbau orang-orang untuk bekerja dari rumah.

Jelas, ada batas nyata yang menunjukkan berapa lama tindakan pencegahan ini bisa bertahan. Survei online baru-baru ini menemukan, hanya 27 persen warga Ukraina yang memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan hidup selama lebih dari sebulan jika pemerintah memberlakukan lockdown.

Ini adalah masalah nyata bagi Ukraina. Menurut Gennadiy Chizhikov, presiden Kamar Dagang dan Industri Ukraina, antara 500 ribu hingga 700 ribu Ukraina telah di-PHK karena adanya pandemi. Menurut perkiraannya, jumlah ini bisa meningkat 5 kali lipat selama beberapa minggu ke depan.Stavnitser juga khawatir tentang munculnya penipuan seiring pemerintah dan bisnis berusaha untuk membeli persediaan yang sangat mereka butuhkan. Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, telah memesan alat tes COVID-19 dari China. Ketika alat tes itu tiba, ternyata alat itu hanya bisa digunakan untuk mengetes flu biasa.

Baca Juga: Kemiskinan Negara Indonesia Dengan Status Negara Maju

Terlepas dari masalah yang sangat nyata ini, gambarannya tidak sepenuhnya suram. Perusahaan-perusahaan telah menunjukkan kemauannya untuk membantu, kata Andy Hunder, presiden Kamar Dagang Amerika di Ukraina.

Mungkin juga ada solusi dari dalam negeri. Negara itu dulu membuat ventilator, tetapi perusahaannya bangkrut. Aivaras Abromavicius, kepala perusahaan pertahanan milik negara Ukroboronprom, mengatakan mereka menemukan spesifikasi yang tidak lengkap untuk ventilator dan memberikannya kepada perusahaan swasta.

Perusahaan lainnya, Navator, sedang memproduksi masker dan berjanji akan menghasilkan 100 ribu masker minggu depan, ungkap Abromavicius.

Selain itu, Ukraina memiliki banyak sumber daya kompeten, serta pengetahuan teknik dan ilmiah yang berlimpah. Jika pemerintah tidak dapat memasok ventilator dan APD, orang-orang Ukraina akan mulai membuatnya sendiri.

Untuk saat ini, seiring Ukraina mulai bersiap untuk skenario terburuk, Suprun, dokter dan mantan menteri kesehatan, mengingatkan warganya untuk melakukan pembatasan sosial, cuci tangan, dan jangan panik.

“Kami masih di tahap awal epidemi di Ukraina,” pungkas Suprun.…

Negara Dengan Tingkat Kelaparan Terburuk di Dunia

Negara Dengan Tingkat Kelaparan Terburuk di Dunia

Daftarnegaramiskin.com – Dunia kini makin terancam dengan berbagai tingkah laku manusia yang hanya mementingkan kebutuhannya. Makin banyak konflik, perusakan lingkungan, hingga menelantarkan masyarakat. Semakin hari, dunia makin terancam oleh penduduknya sendiri. Banyak orang, bahkan anak kecil sekalipun yang menderita kelaparan diluar sana. Banyak negara yang kini telah diambang kehancuran. Bahkan lima diantaranya, dilanda masalah kelaparan. Berikut beberapa negara dengan tingkat kelaparan terburuk didunia.

1. Afrika Tengah
Negara Afrika Tengah benar-benar dalam masalah yang besar. Banyak konflik yang terjadi karena permasalahan etnis yang sudah muncul sejak tahun 2012 hingga sekarang ini.

Negara Republik Afrika Tengah ini mengalami ketidak satbilan antara produksi dan juga konsumsi pangannya. Hal tersebut membuat negara ini setidaknya menggusur lebih dari satu juta orang yang menjadi korban akibat konflik tersebut. Bahkan, lebih dari setengah penduduk Afrika Tengah memerlukan bantuan berupa makanan.

2. Chad
Chad mengalami masalah iklim yang makin parah. Kekeringan menjadi masalah negara ini dalam memproduksi bahan pangan bagi masyarakat. Hujan sudah seperti hal yang mahal di negara ini.

Negara ini telah bertahun-tahun mengalami krisis kelaparan. Sepertiga masyarakat Chad mengalami kekurangan gizi dan 40 persen anak-anak mengalami kelaparan yang kronis. Masalah ini juga ditambah dari makin banyaknya pengungsi dari Nigeria, Afrika Tengah, dan Sudan yang mengalami konflik. Mereka semua butuh bantuan makanan darurat.

3. Yaman
Yaman menjadi negara dengan tingkat krisis besar-besaran yang berbahaya. Di negara ini, kelaparan seperti hal wajar bagi setiap masyarakat yang tingga disana. Bahkan hal tersebut memaksa masyarakatnya keluar dari negara ini.

Perang saudara di negara ini mencengkram rakyatnya sendiri. Konflik brutal membuat 18 juta masyarakat Yaman mengalami kelaparan dan delapan juta masyarakat berpotensi kelaparan. Dan berdasarkan data, lebih dari 11 juta rakyat Yaman, butuh bantuan kemanusiaan demi menyambung hidup.

Baca Juga : Beberapa Negara Yang Alami Krisis Air Bersih

4. Sierra Leone
Sierra Leone terus dihantui dengan rasa takut dan cemas sebagian warganya. Banyak masyarakat Sierra Leone yang mengalami kelaparan dan juga kemiskinan yang sudah parah.

Meski stabilitas politik dan perdamaian ini relatif baik, namun tetap saja banyak hal yang menjadi faktor masalah di negara ini. Sierra Leone pernah terkena dampak Ebola yang kuat, hal tersebut membuat produksi pangan menurun drastis. Dan juga, negara ini sempat diterjang bencana banjir dan tanah longsor, yang menewaskan banyak warga.

5. Haiti
Haiti adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki kondisi politik yang tidak stabil, sekaligus bencana alam seperti badai, banjir, dan gempa bumi yang datang beriringan.

Lebih dari setengah masyarakat Haiti tinggal dengan biaya hidup yang kurang dari US$ 2 dollar per-hari. Jumlah itu menekankan bahwa negara ini benar-benar memiliki masalah yang serius. Terlebih banyak degradasi lahan yang membuat kehilangan lahan untuk memproduksi bahan makanan.

Itulah kelima negara yang punya tingkat kelaparan tertinggi di dunia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi mereka dari segala masalah hidupnya. Dan kita patut bersyukur bisa tinggal di Indonesia yang sangat kaya.…